Ff mr and mrs cho the new games




















Sementara Seohyun tampak tak peduli. Tubuhnya masih tetap lemas, ia mengacuhkan apa yang dilakukan Kyuhyun padanya. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini lagi! Aku mohon, kita pasti bisa melupakan semua yang terjadi!!

Ia sangat tak ingin melihat peri kecilnya seperti ini. Matanya kuyu menatap Kyuhyun yang terlihat marah padanya. Aku akan berusaha semampuku, membuatmu kembali seperti dulu. Aku tidak suka! Aku benci! Sampai kapan pun kau tidak akan pernah mengerti apa yang aku rasakan!! Air matanya kembali memecah. Kali ini ia bahkan menghambur-hamburkan semua benda yang terlintas di matanya.

Seohyun kehabisan akal. Hatinya terlalu pedih. Terlalu perih. Bahkan air mata saja tak cukup menyembuhkan luka menganga yang semakin lama semakin membesar di dalam hatinya. Aku mohon, lupakan dendam itu. Ia tahu pikiran Seohyun sangat kacau dan ia tak mungkin menambah runyam suasana hati Seohyun. Kau tahu, aku terlalu sakit! Aku bahkan tak mengerti kenapa jiwaku seperti ini! Percayalah, kau pasti bisa melupakan kepedihan itu! Biarkan luka di dalam hatimu sembuh.

Kau pikir, aku tidak merasakannya?! Aku sama sepertimu! Keluarga kita dibantai pada malam yang sama, dan aku … Aku pun berusaha keras agar dendam ini tidak terpenjara di dalam hatiku … Aku ingin kehidupanku tetap bahagia. Aku tidak ingin menghancurkan kehidupanku hanya karena dendam itu! Seohyun tak dapat berkata apa-apa. Ia kembali terduduk lemas. Airmata masih membasahi kedua pipinya. Detak jantungnya tak teratur, deru napasnya pun kacau. Kyuhyun meraih kedua tangan Seohyun dengan lembut.

Matanya begitu tajam menatap mata Seohyun, kemudian meyakinkan Seohyun bahwa ia benar-benar akan menjaga yeoja itu. Tanpa berbicara lagi, Kyuhyun meninggalkan kamar gelap dengan sejuta luka menganga sang pemilik kamar. Mungkin Seohyun butuh ketenangan. Mungkin Seohyun juga butuh waktu.

Dan Kyuhyun benar-benar harus bersabar menghadapi semua itu. Mrs Cho semakin terisak. Hatinya benar-benar perih. Kini, tepat di hadapannya, sebuah tayangan tentang masa lalunya kembali muncul. Sebuah video rekaman saat semua polisi dan satuan keamanan negara memenuhi rumahnya yang penuh dengan darah. Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa yang menggemparkan seluruh warga Korea Selatan sepuluh tahun lalu. Sebuah peristiwa pembantaian 3 keluarga Menteri Besar ternama di Korea Selatan.

Pada video itu, terdapat empat sosok anak kecil yang memandang beku semua orang-orang di sekitarnya. Kilatan mata mereka begitu dingin. Mereka berempat berjalan beriringan lengkap dengan puluhan personil keamanan yang menjaga ketat pergerakan mereka. Mrs Cho mengingat kembali semua peristiwa itu. Ia adalah satu-satunya yeoja di antara sosok yang lain.

Ia berjalan bersama Mr Cho, Seungri, dan juga Kai. Mereka semua harus tinggal bersama dalam sebuah asrama militer. Selama enam bulan, mereka melakukan terapi psikologis untuk melupakan semua kejadian itu. Setelah enam bulan berlalu, Seungri dan Kai memutuskan untuk pergi.

Walaupun mereka telah berhasil menghilangkan masa trauma itu, namun dalam benak mereka selalu terbersit rasa dendam itu. Bahkan mereka berjanji akan membalaskan dendam itu dan mencari satu per satu para pelaku yang membantai habis keluarga mereka.

Sementara itu, Mr dan Mrs Cho memutuskan untuk memasuki pelatihan agen spy negara. Mereka ingin membuktikan pada negara bahwa mereka akan melindungi orang-orang penting di Korea Selatan.

Mereka tidak ingin kejadian yang menimpa pada keluarga mereka kembali terjadi di Korea Selatan, terutama pada orang-orang penting negara.

Tak lama setelah itu, mereka dikirim ke Amerika untuk bergabung bersama menjadi agen CIA. Waktu seolah berjalan cepat. Mrs Cho tidak pernah mengira bahwa hal ini akan terjadi padanya. Sosok yang selama ini berusaha ia lindungi dari ancaman para teroris, justru adalah sosok yang menjadi penyebab luka di masa lalunya.

Orang yang selama ini berusaha kau lindungi, tak lain adalah otak dari peristiwa pembantaian itu. Jelas saja, semua itu terkait pada perjanjian mengenai teknologi nuklir Seoul dengan Rusia yang ditentang oleh ketiga orang tua kita.

Dan Park Su Ji tidak bisa menerima semuanya begitu saja. Ia merancang pembantaian itu dan memalsukan semua berita kepada warga Korea Selatan. Airmata Mrs Cho semakin mengalir deras. Ia merasa kepalanya begitu sakit seiring dengan hatinya yang juga perih.

Perlahan, ia merasakan sebuah cairan seperti mengalir lembut melalui vaginanya. Cairan itu begitu hangat, kental, dan membasahi permukaan kulit pada kakinya. Mrs Cho menahan rasa sakit pada perutnya yang keram.

Ia menggigit bibir bawah. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa. Bahkan ia tak dapat mengeluarkan satu patah kata pun. Keringatnya semakin mengucur deras dan matanya terasa begitu sembab. Ia sengaja merekam wajah Mrs Cho yang tampak menahan rasa sakit. Vic tak berkomentar. Yeoja itu segera tahu apa yang harus dilakukannya. Tanpa pikir panjang, Vic segera mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku jaketnya. Ia memegang kuat wajah Mrs Cho yang penuh airmata.

Kemudian mengarahkan dengan jelas wajah itu di depan kamera i-phone. Perlahan, Vic memainkan sudut pisaunya tepat di bibir Mrs Cho yang bergetar. Ia tersenyum puas melihat Mrs Cho yang tak berdaya. Direktur Siwon tampak tak tenang. Ia menunggu kepastian dari para staf divisi keilmuan. Ditatapnya setiap layar komputer di seluruh ruang divisi keilmuan. Belum ada satu pun staf divisi keilmuan yang melaporkan jadwal keberangkatan pesawat ke Jepang hari ini.

Ia berpikir, mungkin dirinya telah terjebak dengan permainan Seungri, Vic, dan Kai. Tapi ia masih dapat berpikir dengan cepat apa yang harus dilakukannya. Bagaimanapun juga, semua permainan ini harus tetap dapat dikendalikannya. Saat ini ia berpikir, pastilah Seungri, Vic, dan Kai berusaha menjadikan Mrs Cho sebagai umpan agar Mr Cho dapat ikut dalam permainan ini. Ia sekarang mengerti jalan permainan ini, bahkan semua hubungannya dengan keterlibatan para pelaku.

Tentu saja, Seungri dan Kai merupakan anak dari salah satu menteri yang menjadi korban pembantaian. Begitu juga dengan Mr dan Mrs Cho. Pikiran Direktur Siwon kembali berlabuh pada peristiwa pembantaian besar sepuluh tahun lalu.

Ia tidak mengira jika Vic bergabung dengan Seungri dan Kai. Bahkan yeoja itu berhasil menyusup SNAT. Direktur Siwon masih tak mengerti kenapa yeoja itu melakukan semuanya. Direktur Siwon hanya berpikir mungkin Vic memang salah satu orang suruhan Seungri dan Kai. Sejujurnya, semua ini adalah kondisi yang sulit.

Di satu sisi, ia tak mengira jika Presiden ada kaitannya dengan peristiwa pembantaian itu. Namun di sisi lain, ia harus tetap mengedepankan misi SNAT yang selalu berusaha melindungi negara dari aksi para teroris. Walaupun Presiden terlibat dalam pembataian itu, ia harus tetap mencegah aksi teror ini dan tentu saja membiarkan para penegak hukum negara yang akan melanjutkan kasus Presiden Park Su Ji. Dengan begitu, seluruh warga Korea Selatan akan tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Direktur Siwon segera membaca jadwal penerbangan ke Jepang. Ia melihat semua daftar nama penumpang yang menuju ke Jepang. Tanpa ragu, Direktur Siwon segera bergegas pergi dari ruang divisi keilmuan. Tentu saja, ia akan segera terbang ke Jepang dan menyelesaikan permainan ini. Pukul tiga sore. Mr Cho tampak mengawasi keadaan di sekeliling gedung pertemuan.

Namja itu berjalan santai melintasi koridor utama gedung pertemuan lantai satu. Ia memastikan bahwa Tiffany dan Donghae juga melakukan hal yang sama di lantai dua dan tiga. Tak lama, ia merasakan i-phonenya bergetar. Sebuah pesan dari orang misterius kembali tertera di layar i-phonenya. Kali ini bukan sebuah pesan dalam kata-kata, namun sebuah kiriman video yang ia tidak tahu dari siapa.

Mr Cho segera memutar tayangan video berdurasi 5 menit itu. Ia benar-benar penasaran dengan isi video itu. Tak lama, lututnya mendadak lemas. Kerongkongannya seolah tercekik. Dalam layar i-phonenya, ia mendapati Mrs Cho yang penuh dengan airmata. Bahkan ia melihat wajah Mrs Cho seperti tak berdaya. Yeoja itu begitu pucat dan tampak menahan rasa sakit yang menderanya. Mr Cho tak tahu apa yang terjadi, namun ia begitu rapuh melihat semua itu.

Perlahan, tubuhnya melemas. Ia merapatkan tubuhnya pada dinding. Tangannya benar-benar bergetar dan ia tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Beberapa menit kemudian, ia mendapati i-phonenya kembali bergetar.

Kali ini sebuah panggilan masuk. Ia segera mengangkat sambungan telepon itu. Apa maksud semua ini?!! Ia terlihat amat geram. Matanya mulai memerah, menahan airmatanya yang kini menggenang. This is the last game. And final hope. Ikuti saja permainannya, maka dia akan selamat. Aku akan menuliskan alamat lengkapnya melalui pesan singkat.

Mr Cho terdiam. Ia tak sanggup berkata apa-apa lagi. Disadarinya sambungan telepon itu telah terputus dan ia masih belum tahu akan berbuat apa untuk menyelamatkan Mrs Cho.

Ia mengeluarkan sedikit airmatanya, membayangkan bagaimana keadaan istrinya tersebut saat ini. Tanpa sadar, Mr Cho memukul keras sebuah dinding. Ia tampak begitu frustasi. Mr Cho berjalan perlahan menuju kamar tidur Presiden. Ia melewati koridor hotel dengan perasaan gugup. Namun, ia tidak punya pilihan. Ia tahu ini semua merupakan tindakan yang buruk. Tapi ia harus tetap melakukannya. Mr Cho menatap satu per satu personil keamanan yang tampak berdiri di sepanjang koridor hotel.

Lima langkah lagi dia akan tiba di ruang pribadi Presiden. Ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak menimbulkan kecurigaan sedikitpun.

Petugas keamanan itu mengangguk kecil dan mempersilahkan Mr Cho untuk masuk. Tepat di depan pintu ruangan Presiden, Mr Cho mencoba untuk menghitung banyaknya personil keamanan yang berjaga di sepanjang koridor itu. Kurang lebih sekitar sepuluh.

Tentu saja, setelah ia berhasil membawa Presiden dari dalam ruangan, Mr Cho harus segera melumpuhkan para personil keamanan itu. Sesaat Mr Cho tampak memejamkan mata. Ia menelan air liurnya yang terasa begitu kering di kerongkongan dan kembali membayangkan wajah Mrs Cho yang tak berdaya.

Perlahan, ia membuka pintu ruang pribadi Presiden. Disentuhnya gagang pintu itu dengan gemetar. Mr Cho tampak menahan napas selama 10 detik.

Mr Cho segera menutup pintu itu kembali. Ditatapnya sosok Presiden yang terlihat berdiri menghadap kaca balkon. Ia menghampiri sosok itu. Hal itu membuat Presiden Park Su Ji tersontak dan sama sekali tak berkutik. Ia membekap leher presiden dan mengiringi langkah presiden yang berada di depan tubuhnya. Ia menyodorkan mulut pistol tepat di kepala sang presiden.

Tanpa ragu, Mr Cho berjalan keluar ruangan. Satu personil keamanan yang berdiri tepat di depan pintu ruangan berhasil tertembak oleh Mr Cho. Hal itu membuat para personil keamanan lainnya mulai bersiaga. Mereka tersontak ketika dilihatnya Mr Cho tampak membekap sang presiden.

Mr Cho menatap tajam semua personil keamanan itu. Satu persatu ia menembaki sosok itu dengan kelihaian tangannya yang begitu cepat. Salah satu agen spy membekap Presiden di ruang pribadinya! Tak lama, personil keamanan itu pun tewas tertembak oleh Mr Cho. Sepuluh personil keamanan telah tewas seketika.

Tiffany, Donghae, dan seluruh staf SNAT maupun personil keamanan mendapatkan alarm darurat mengenai keadaan bahaya yang terjadi pada Presiden. Mereka semua mendadak tegang dan bersiap pada posisi masing-masing. Tiffany berusaha menghubungi Direktur Siwon. Namun, ia tidak dapat tersambung pada namja itu. Sejujurnya ia masih bingung dengan apa yang terjadi. Dan ia berusaha mengingat pesan terakhir dari Direktur Siwon saat pagi tadi.

Tak lama, suara tembakan terdengar di luar gedung hotel. Tiffany dan Donghae segera keluar menuju luar hotel.

Mereka berdua berlari sekuat tenaga dan berusaha menghampiri sumber suara. Di luar hotel, mereka berdua mendapati Mr Cho yang tampak geram dan menembaki satu per satu para personil keamanan. Tiffany tersontak, begitu juga dengan Donghae. Kedua pasang mata mereka memperhatikan bagaimana sosok itu berubah menjadi sosok yang dingin dan tak berperasaan. Kemampuan tembakan Mr Cho yang begitu cepat dan tepat mampu mengalahkan personil keamanan yang jumlahnya begitu banyak.

Sementara itu para personil keamanan banyak yang tak berkutik karena Mr Cho menggunakan tubuh Presiden sebagai perlindungan dari tubuhnya. Namja itu begitu lihai menghempaskan setiap peluru dari pistolnya. Bahkan hampir tak ada tembakan yang meleset satu pun. Kita akan menyergapnya dari sana! Namja itu segera mengikuti langkah kaki Tiffany. Mr Cho mendekat ke arah salah satu mobil. Ia memastikan bahwa sopir di dalam mobil itu masih berada di bangku kemudi.

Tentu saja, ia tidak mungkin mengemudikan mobil itu sendiri. Mr Cho terlonjak, ia tidak menyadari sosok Tiffany dan Donghae yang sudah berada di dekatnya. Kedua sosok itu menyodorkan pistol mereka masing-masing ke arah Mr Cho. Aku mohon, biarkan aku menyelesaikan semua ini sendiri!! Wajahnya tampak begitu frustasi. Ia berusaha menyodorkan pistolnya tepat di kepala sang presiden.

Tiffany menyipitkan mata, ia tak tahu harus berbuat apa. Namja di hadapannya benar-benar mengancam keselamatan sang presiden. Sesaat mereka berdua saling beradu pandang. Berusaha menebak pikiran mereka masing-masing. Tiffany menatap mata Mr Cho yang begitu tajam menatapnya.

Yeoja itu benar-benar tak tahu hal apa yang membuat Mr Cho dapat berubah seperti itu. Tak lama, sebuah tembakan melesat mengenai salah satu lengan Tiffany.

Hal itu membuat pistol di tangan Tiffany terhempas jauh dari tangannya. Seorang penembak misterius tampak menyeringai dari dalam sebuah mobil. Ia berusaha mengacaukan pikiran Tiffany dan Donghae agar Mr Cho memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Melihat kejadian itu, Mr Cho segera memanfaatkan keadaan. Ia segera memasukkan sang presiden ke dalam sebuah mobil.

Namun, ia tidak mengira jika Donghae akan melesatkan sebuah peluru ke arahnya. Sayangnya peluru itu melesat ke sisi mobil. Tanpa pikir panjang, Mr Cho segera membalas serangan itu. Satu tembakan melintas tepat ke arah perut Donghae. Darah segar mengalir menodai kemeja putihnya. Seketika itu juga, Mr Cho menatap kaku. Ia tidak mengira jika tembakan itu akan mengenai Donghae. Ia menatap namja tak berdaya di hadapannya itu dengan pikiran yang kacau.

Kedua bola matanya bergetar menyaksikan kejadian itu. Kenyataan bahwa ia telah melukai Donghae benar-benar di luar dugaannya. Namun, ia segera menepis semua pikiran itu dan tak peduli dengan apa yang baru saja terjadi. Bagi Mr Cho, yang terpenting saat ini adalah nyawa istrinya. Ia bahkan tak peduli jika akhirnya harus mati karena begitu banyak orang yang berusaha menghentikan usahanya.

Ia menodongkan sebuah pistol tepat ke kepala sang supir. Spontan supir itu mengangguk takut dan menuruti perintah Mr Cho. Sementara itu, Tiffany menatap tajam plat nomor yang ditumpangi Mr Cho dan sang presiden. Ia berusaha menahan sakit pada luka tembakan di tangan kanannya. Sesaat setelah Mr Cho dan presiden pergi, tampak sang penembak misterius tersenyum puas menyaksikan semua adegan yang baru saja dilihatnya.

Direktur Siwon tampak geram begitu mendengar semua informasi yang baru saja diterimanya. Dengan cepat, ia segera membentuk tim baru untuk mengepung lokasi penyergapan sang presiden.

Kali ini ia melibatkan Min Young, Nickhun, dan Heechul untuk masuk tim penyergapan. Sejujurnya Direktur Siwon begitu pesimis dengan langkah selanjutnya.

Apalagi setelah melihat kondisi Tiffany dan Donghae yang terluka. Ia bahkan tidak mengira jika Mr Cho akan sehebat dan setangguh itu hingga berhasil membawa pergi sang presiden. Secara tidak sengaja, mobil tersebut merupakan salah satu mobil milik kenegaraan, sehingga para tim SNAT mudah melacak keberadaan mobil itu.

Satu-satunya keberuntungan yang masih didapatkan oleh Direktur Siwon adalah petunjuk tersebut. Setidaknya ia dapat segera melakukan penyergapan sebelum Mr dan Mrs Cho melakukan hal yang jauh di luar dugaannya.

Ia tidak dapat menjamin apakah Mr Cho akan mempertahankan keselamatan presiden, sementara Mrs Cho berada di tangan orang-orang yang justru sedang mempermainkannya. Ia menatap Tiffany dengan penuh kekhawatiran. Ia masih terus berpikir akan seperti apa akhir dari permainan ini. Tiffany terdiam. Ia merasa menyesal karena berkat luka di lengannya, ia tidak dapat kembali bergabung untuk ikut membantu.

Tentu saja hal tersebut pasti membuat Direktur Siwon semakin kesulitan, karena ia kekurangan orang-orang yang justru sangat diharapkannya. Aku harap, tidak ada lagi yang akan menjadi korban. Ia menatap Tiffany begitu dalam. Beristirahatlah … dan tenangkan pikiranmu. Tiffany menundukkan wajah. Ia tak mampu menatap namja di hadapannya tersebut.

Sesaat ia merasakan sebuah bibir menyapu keningnya. Begitu hangat dan lembut. Seketika suara bisikan itu seperti membekukan perasaan Tiffany. Bahkan, ia tak sanggup mengeluarkan satu patah kata pun. Tanpa sadar, ia mendapati Direktur Siwon tengah pergi meninggalkannya.

Tiffany menatap datar kepergian itu. Hatinya begitu tak tenang menyaksikan sosok itu pergi meninggalkannya. Sebuah gedung bawah tanah yang tentunya terlihat asing bagi mereka berdua. Kehadiran mereka disambut oleh banyak sosok tak dikenal. Mr Cho bergegas turun dari mobil. Ia tetap menodongkan mulut pistolnya tepat di kepala Presiden Park Su Ji. Matanya menatap tajam kepada setiap sosok namja di sekelilingnya. Ia memaksa sang presiden untuk berjalan perlahan.

Jantungnya berdetak cepat, Mr Cho bahkan sama sekali tidak tahu langkah apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Tak lama, sesosok namja yang tak ia kenal, mendekat ke arahnya. Namja itu menatap mata Mr Cho begitu tajam. Mereka menuruti perintah yang diberikan oleh namja itu. Setiap jengkal pakaian mereka diperiksa dengan teliti. Setelah dipastikan aman, Mr Cho dan Presiden Park Su Ji berjalan diiringi dengan berbagai pistol yang mengarah ke hadapan mereka berdua.

Mr Cho berjalan dengan perasaan gugup dan tak tenang. Jantungnya berpacu sangat cepat, sementara aliran darahnya seperti mengalir tak sempurna. Ia terus berusaha menenangkan diri. Berkali-kali ia berusaha untuk tetap tenang, namun seluruh otaknya terus dipenuhi dengan wajah Mrs Cho yang tak berdaya. Ia tak tahu akan seperti apa akhir dari permainan ini. Bahkan ia masih tak mengerti jalan permainan ini.

Ia hanya berharap, kalaupun dirinya harus mati, setidaknya sosok yang paling ia cintai masih tetap bertahan hidup. Mr Cho berusaha menebak apa yang akan terjadi di dalam ruangan itu. Perlahan, salah satu namja tampak membukakan pintu itu. Seiring dengan gerak pintu yang semakin membuka lebar, degup jantung Mr Cho semakin meningkat. Kedua bola mata namja itu juga tampak bergetar. Hatinya kembali perih dan tubuhnya terasa seperti tercambuk oleh ribuan benda keras yang terus menghantamnya tanpa henti.

Namja itu begitu marah! Namja itu seperti ingin menghabisi semua orang-orang yang berada di sekelilingnya! Kedua bola mata Mrs Cho seperti menerawang ke arah Mr Cho. Namun, yeoja itu masih tetap terdiam seperti tak mampu mengeluarkan satu patah kata pun.

Menyadari hal tersebut, Mr Cho menghentikan langkah kakinya. Ia berusaha menahan emosinya. Suara tepuk tangan dari arah luar pintu menyadarkan lamunan Mr Cho. Tak lama, ia mendapati sosok Seungri dan Kai memasuki ruangan itu dengan tatapan penuh kepuasan. Mr Cho tersontak melihat dua sosok di hadapannya itu. Ia seperti terlempar kembali pada masa lalunya yang kelam. Ia seperti kembali pada memori singkat yang mematikan perasaannya itu.

Sejenak, pikirannya berlabuh pada tetesan darah yang banyak bernoda di seluruh tubuhnya sepuluh tahun lalu. Kau benar-benar tokoh utama yang membuat dramaku semakin menarik dilihat! Ia masih tersontak dengan semua yang terjadi di hadapannya. Lidahnya tiba-tiba membeku keras. Tanpa ragu, Seungri kembali memberikan sebuah kode kepada namja di sekitarnya. Namja-namja itu pun segera membekuk Presiden Park Su Ji. Mereka semua mendudukkan sang presiden di salah satu kursi.

Sementara Kai berusaha menyodorkan sebuah pistol tepat di kepala Mrs Cho. Namja itu menghampiri Mr Cho yang masih diliputi dengan berbagai pertanyaan di dalam otaknya. Hal itu membuat Mr Cho semakin muak. Ia menepis kasar tangan Seungri yang bermain-main di jasnya. Aku muak mendengarnya! Katakan apa yang kau mau dan lepaskan Seohyun! Emosinya semakin memuncak.

Ia merasakan amarahnya seperti tak dapat dikendalikan lagi. Melihat hal tersebut, beberapa namja yang tampak berdiri di sekeliling mereka mulai bersiaga melepas pelatuk pistol ke arah Mr Cho. Namun dengan cepat Seungri menahan semua itu dengan sebuah kode dari tangannya. Sepertinya kau pun sudah tidak sabar. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sama sekali tidak bermaksud jahat padamu ataupun Seohyun.

Tapi takdir berkata lain. Dan takdir menyakitkan inilah yang justru harus mempertemukan kita. Peristiwa yang membekukan perasaan kita semua. Mr Cho mendengarkan setiap ucapan Seungri dengan penuh perasaan luka.

Semua memori menyakitkan itu kembali menari-nari di benaknya. Dan semua pesakitan dari keluarganya seolah kembali terdengar dan terlintas di otaknya. Semua itu melekat erat. Membuat ribuan perspektif baru yang mencabik-cabik perasaan dan relung di dalam hatinya. Wajah Mrs Cho kecil saat malam itu pun kembali terbayang. Ia menyaksikan yeoja kecil itu menangis hingga airmatanya mengering. Ia menyaksikan yeoja kecil itu memeluk gemetar tubuhnya dan menjerit-jerit seperti tak dapat mengontrol pesakitan yang mendera di tubuhnya.

Bersusah payah ia berusaha menghilangkan luka di dalam hati Mrs Cho. Bahkan beberapa kali ia harus mengeluarkan airmata hanya karena tak sanggup menyaksikan yeoja itu terus menyiksa jiwa dan perasaannya. Perlahan, tubuh Mr Cho seperti terbang bebas. Jiwanya seperti mengangkasa jauh ke sudut gelap di dalam hatinya. Tiba-tiba pikirannya semakin kelam. Ia bahkan hampir tak mampu mendengar perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Seungri tepat di hadapannya itu.

Telinganya seperti terbentur oleh benda keras, sementara tubuhnya seperti dipukuli oleh berbagai benda tajam. Ia tak kuasa menahan semua itu. Seolah detik jam berhenti beberapa saat untuknya. Mr Cho menatap kaku sebuah pistol yang kini berada di tangannya. Dirasakan keringatnya semakin mengucur deras. Kenyataan bahwa ia harus membunuh sang presiden, sangat menyiksa batinnya. Ia tak dapat membayangkan bagaimana dirinya yang sekarang harus menjadi seorang pembunuh. Mereka pun meninggalkan Kyuhyun di dalam kamar mandi sendiri, tanpa peduli pada nasib malang maknae evil itu.

Pukul satu siang. Kyuhyun tampak bersembunyi dari balik pagar rumahnya. Ia menunggu kehadiran Little Cho yang mungkin sebentar lagi akan muncul. Setelah ia membersihkan kamar mandi dorm suju dan ikut membuatkan makan siang para hyungnya, ia pun mendapat bantuan dari para member suju untuk melakukan semua rencana evilnya. Ia juga berharap semoga Little Cho tidak lupa pada rencana mereka. Malam ini, ia berencana menginap di dorm suju dan menyembunyikan Little Cho di sana.

Ia berusaha merekayasa agar Little Cho hilang selama kepergiannya ke Taiwan. Mungkin pada saat itu, Seohyun akan bersusah payah mencari Little Cho dan tentu saja ia akan berpura-pura marah pada saat istrinya itu memberi kabar buruk tersebut. Beberapa menit kemudian, ia melihat sosok Little Cho tampak membuka pintu depan rumahnya. Bocah kecil itu menatap ke sekeliling halaman rumah, mencari-cari sosok sang Appa. Kajja kemari! Melihat hal tersebut, Little Cho segera berlari ke arah Kyuhyun. Ia menyambut kedatangan Appanya dengan penuh gembira.

Tanpa berlama-lama, Kyuhyun segera menggendong Little Cho dan berlari kecil menuju mobilnya yang terparkir lumayan jauh dari rumahnya. Ia sengaja memarkir mobil tersebut dengan jarak yang jauh agar Seohyun tidak menyadari kedatangannya. Tiba di dalam mobil, Kyuhyun segera melajukan mobilnya. Ia tampak menyetel beberapa lagu suju pada music player yang terpasang di dashboard mobil. Little Cho, kau melakukan apa sampai berhasil kabur dari rumah? Apa Ummamu tidak menyadari hal itu?

Ia memang tidak mengajarkan secara detail kepada anaknya tersebut. Ia cuma berpesan pada Little Cho agar berpura-pura kabur dari rumah tepat jam satu siang. Aku mengacak-acak tepung, gula, dan bahan-bahan masakan lain di dapul. Setelah itu, Umma kesal denganku dan menyuluhku diam di luang TV. Selain itu, kau juga harus membeli beberapa pakaian karena kau tidak membawa baju sama sekali.

Appa, nanti belikan aku PSP juga. Appa janji padaku kalau aku sudah 5 tahun, maka akan membelikan PSP padaku. Kyuhyun membelai lembut rambut Little Cho. Ia tersenyum puas mendengar semua cerita dari Little Cho. Ia tidak mengira jika Little Cho akan melakukan hal-hal di luar dugaannya. Tentu saja, ia semakin gembira melihat ke-evilannya yang menurun pada sang anak. Tiba di pusat perbelanjaan, Kyuhyun menggandeng tangan Little Cho dengan erat.

Kemudian namja itu mengambil keranjang dorong dan menaikkan Little Cho ke dalam keranjang dorong tersebut. Kyuhyun mendorong keranjang itu perlahan. Sesekali matanya mengamati berbagai barang yang akan dibelinya. Tak lama, Kyuhyun mengeluarkan catatan kecil dari saku celana, kemudian mencari barang-barang yang tercatat di dalam kertas itu. Little Cho turut membantu sang Appa menunjuk-nunjuk beberapa barang yang menurutnya perlu dibeli. Padahal sebenarnya, semua barang yang ditunjuk oleh Little Cho adalah berbagai mainan yang ingin ia beli.

Bocah kecil itu nyengir kuda, menunjukkan deretan giginya yang putih. Melihat hal tersebut, Kyuhyun segera menjahili Little Cho.

Didorongnya keranjang tersebut dengan sedikit kencang sehingga meluncur mulus hingga ke ujung salah satu rak etalase. Belum puas Kyuhyun melakukan hal tersebut, ia kembali melakukan hal yang sama berulang kali. Bolak-balik dari satu rak menuju ke rak lain. Appaa, andwaaaee!!! Kyuhyun tersenyum puas melihat bocah kecil itu menjerit keras. Kyuhyun segera menyelesaikan tugas berbelanjanya. Tanpa ragu, namja itu kembali memasukkan beberapa bahan untuk membuat kue, pernak-pernik berbentuk keroro, dan snack-snack ringan sebagai sogokan untuk para hyungnya.

Selesai membayar semua belanjaan tersebut, Kyuhyun segera menggendong Little Cho dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanannya memegang banyak belanjaan yang baru saja dibelinya.

Tanpa menjawab, Kyuhyun segera menjilati es krim yang berada di sendok tersebut. Lalu tersenyum manis pada namja kecil di gendongannya itu. Little Cho, kau membelikan Ummamu apa? Lagi-lagi Kyuhyun tersenyum sendiri. Ia bisa menebak bahwa Little Cho ingin memiliki dongsaeng. Tapi mungkin bocah kecil itu masih belum mengerti arti dongsaeng yang sesungguhnya. Ia bahkan masih belum mengerti darimana dongsaeng itu berasal. Aniyo, jagi! Bocah itu bertanya seolah-olah menanggapi dengan serius setiap perkataan dari Kyuhyun.

Tawa Kyuhyun semakin menggelegar. Ia benar-benar merasa aneh dengan semua percakapan konyol dengan anaknya tersebut. Sementara Little Cho tak berhenti menatap sang Appa yang justru tak berhenti tertawa. Sore menjelang. Kyuhyun dan Little Cho baru saja selesai berbelanja. Mereka memasuki dorm Suju sambil membawa banyak bungkusan di kedua tangan mereka. Seketika itu juga kehadiran mereka berdua membuat kaget para member Snsd yang berada di dorm suju. Itu Little Cho!! Jebal kita hubungi Seohyun!

Namun, dengan cepat Kyuhyun merebut i-phone itu. Aku sengaja mengerjai Seohyun dan besok aku akan memberikan kejutan padanya. Baru saja kami mendapat telpon dari Seohyun. Dia bilang Little Cho hilang dan sekarang kami disuruh mencari ke dorm suju. Berarti dia sedang kebingungan sekarang. Aku mohon bantu aku sekali ini saja … Jangan bilang-bilang kalau sebenarnya aku tidak pergi ke Taiwan. Dan jangan bilang-bilang kalau Little Cho ada bersama aku. Lalu aku juga sudah membeli bahan-bahan untuk membuat kue.

Ryeowook hyung dan Sungmin hyung akan membuat kue berbentuk kepala keroro. Kemudian nanti malam aku akan coba menghubungi Seohyun untuk menanyakan kabar Little Cho. Kalau dia bilang Little Cho hilang, maka aku akan berpura-pura marah … Oh iya, sebaiknya kalian ikut membantuku.

Tak terasa malam semakin menjelang. Para member Suju dan Snsd sepakat memberikan kejutan pada Seohyun besok pagi. Mereka semua menuruti rencana yang diberikan oleh Kyuhyun. Beberapa member Snsd tampak sibuk membungkus semua kado yang akan mereka berikan pada Seohyun. Kado tersebut bukan hanya berasal dari Kyuhyun, tapi juga para member Suju dan Snsd.

Selanjutnya beberapa member Suju juga sibuk meniup balon-balon dan membuat segala pernak-pernik berbentuk keroro. Sementara itu, Ryeowook, Hyoyeon, Sunny, dan Sungmin sibuk membuat kue berbentuk kepala keroro beserta makanan lain yang akan mereka makan bersama besok pagi tepat pukul Tentu saja dengan porsi yang cukup besar karena jumlah mereka yang begitu banyak.

Bocah itu bertengger santai sambil memainkan rambut Kyuhyun. Kemudian Kyuhyun meletakkan Little Cho di dalam sebuah bath tube yang sudah terisi air hangat.

Ia segera mengambil beberapa boneka bebek plastic dan melemparkannya ke dalam air. Dengan cepat bocah itu segera melepas baju dan celananya. Ia semakin mahir melepas bajunya sendiri. Sedetik kemudian ia sudah mendarat dan menenggelamkan tubuhnya di bath tube. Ada evil cilik mandii!!

Sepertinya lucu kalau kita melihat dia mandi. Neomu kyeopta!! Mereka menjahili dan menggoda Little Cho. Spontan wajah Little Cho memerah. Ia segera menutup sebagian tubuhnya dengan kedua tangan. Yuri, Tiffany, dan Jessica ikut mengangguk. Mereka semua tertawa bersama melihat tingkah laku Little Cho. Apakah kalian mau lihat juga?? Mendengar hal tersebut, Yoona, Yuri, Tiffany, dan Jessica langsung memasang tampang seram. Kau sudah punya Seohyun, masih menggoda kami??!

Diikuti dengan langkah kaki Yoona, Yuri, dan Tiffany. Menyebalkan sekali semua makhluk di sini! Mendengar hal tersebut, Taeng segera mengambil sebuah sapu lidi. Kedua namja itu berlari-lari ketakutan, sedangkan Taeng terus saja mengejar-ngejar mereka. Little Cho yang berada di dalam kamar mandi merasa penasaran dengan suara-suara ribut yang terdengar dari luar kamar mandi.

Ia segera turun dari bath tube tanpa mengenakan sehelai pun pakaian. Dilihatnya sang Appa tengah menyiapkan perlengkapan mandinya. Ia mengendap-endap perlahan keluar dari kamar mandi. Kemudian mengikuti Donghae dan Eunhyuk berlari-lari. Ia menganggap kedua ahjussinya itu sedang bermain kejar-kejaran dengan ahjummanya. Little Cho, kenapa kau keluar?! Kini giliran Taeng yang mengejar Little Cho. Dibantu dengan member Snsd yang lain.

Ia merasa lebih senang ketika ahjummanya terus mengejar dirinya. Tak lama, Little Cho berada di depan pintu dorm Suju. Tanpa pikir panjang, ia membuka gagang pintu itu, dan segera berlari keluar dorm. Little Cho keluar dari dorm!! Suaranya menggelegar ke seluruh dorm Suju. Mereka semua membuat gaduh suasana dorm artis SM lain. Bahkan mereka semua membuat bingung para artis SM yang tampak berada di dorm masing-masing.

Little Cho kabur?? Minho-ssi, Taemin-ssi, dan semuanya … Kajja kita bantu hyungdeul untuk mencari Little Cho. Mereka semua heboh tak karuan. Mencari Little Cho hampir di semua dorm artis SM bahkan hingga ke ruang latihan yang biasa mereka gunakan untuk berlatih. Belum ada satu pun dari mereka yang berhasil menemukan Little Cho. Sementara itu, Little Cho tampak bersembunyi di balik dinding luar dorm Suju. Ia heran dengan para ahjussi dan ahjummanya yang justru pergi meninggalkan dia sendiri.

Bocah kecil itu pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke dorm Suju. Tiba-tiba perutnya terasa lapar. Little Cho segera bergegas menuju dapur. Dilihatnya beberapa bahan-bahan kue telah disiapkan dengan rapi di meja makan. Ia tertarik untuk memainkannya. Bocah kecil itu menaiki meja makan dan duduk di atas meja makan tersebut. Khayalannya kembali bermain-main di pikirannya. Ia seolah mengerti bagaimana cara membuat kue.

Dipecahkannya beberapa telur, kemudian ia memasukkan telur itu di salah satu baskom berwarna putih. Kemudian ia juga memasukkan tepung terigu dan gula. Selanjutnya, ia mengaduk-aduk semua bahan yang berada di dalam baskom itu dengan tangannya. Cairan kenyal menempel lengket di kedua tangan Little Cho. Bocah kecil itu meringis, merasa sedikit jijik dengan adonan yang ia buat. Setelah ia puas mengaduk-aduk adonan di dalam baskom itu, Little Cho turun dari meja makan dan mendapati Heebum yang berada di dapur.

Dengan cepat, Little Cho mengambil baskom yang berisi adonan itu, dan memberikannya kepada Heebum sambil mengelus lembut bulu Heebum. Seketika itu juga tubuh Ryeowook lemas. Ia menatap malas ke arah meja makan yang sudah berantakan tak karuan. Banyak pecahan telur dimana-mana. Bahkan taburan tepung dan gula juga sudah berhamburan kemana-mana. Belum lagi sekarang ia harus melihat adonan kue yang seharusnya ia buat untuk kue ulang tahun Seohyun, kini sudah dijilati oleh Heebum.

Little Cho tertawa girang begitu melihat wajah member suju dan snsd yang tampak geregetan padanya. Termasuk Kyuhyun. Pukul sembilan malam. Kyuhyun tengah berbaring di ranjang tidur milik Sungmin. Ia masih sulit memejamkan mata. Tangannya asyik merangkai kata-kata untuk mengirim sms misterius kepada Seohyun. Di sampingnya tampak berbaring Little Cho yang sudah terlelap. Bocah kecil itu asyik mengisap jempol kirinya. Ia membiarkan bocah kecil itu tertidur lebih dulu karena sekitar dua jam lagi dia akan membangunkan Little Cho.

Sementara itu, para member suju dan snsd sudah pergi ke Namsan Park terlebih dahulu. Mereka bertugas menghias lokasi yang ditunjuk oleh Kyuhyun dengan semua pernak-pernik yang telah mereka buat sebelumnya.

Mereka akhirnya juga membeli kue tart karena bahan-bahan kue yang telah disiapkan tidak ada yang bersisa akibat ulah Little Cho. Sekali lagi, Kyuhyun menatap layar i-phonenya. Ia memastikan kembali deretan kalimat yang tertera pada layar i-phone, kemudian mengirim pesan misterius tersebut kepada Seohyun. Kau kenal anak ini? Temui aku di Namsan Park tepat pukul Aku harap kau tidak mengajak siapapun. Kalau kau tidak menghiraukan perkataanku, aku tidak bisa menjamin keselamatan anak ini!

Siapa kau?! Jangan coba-coba mempermainkan aku! Aku akan melaporkan pada suamiku! Jebal, kembalikan anakku! Kyuhyun terkekeh sendiri membayangkan wajah Seohyun yang sedang membalas pesan misterius darinya. Ia berusaha menggoda istrinya tersebut. Lihat saja! Kau akan dibunuh jika suamiku tahu! Dia adalah namja yang hebat dan kuat! HAHA … Kalau begitu buktikan padaku tepat pukul Bilang padanya aku tidak takut! Dasar penculik tak berperasaan! Aku akan memukul habis wajahmu jika kita bertemu!

Kyuhyun semakin tersenyum geli. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana tangan Seohyun akan memukul habis wajahnya nanti. Dua jam kemudian, tepat pukul 11 malam. Kyuhyun berusaha membangunkan Little Cho dengan lembut. Bocah kecil itu terbangun, namun matanya masih terlihat sangat mengantuk. Namun Little Cho masih tetap terdiam. Ia terlihat mengumpulkan sebagian nyawanya lagi. Bocah kecil itu mulai tersenyum kecil.

Ia segera mengucek-ngucek kedua matanya. Kemudian berdiri dan mengulurkan tangannya pada Kyuhyun agar digendong. Dengan sigap, Kyuhyun menggendong Little Cho. Ia membasuh wajah Little Cho terlebih dahulu, kemudian mengganti baju bocah kecil itu. Setelah semuanya beres, ia mengambil sebuah kado berukuran kecil di atas meja rias dan segera beranjak pergi ke Namsan Park lengkap dengan kostum badut keroro yang akan dipakainya nanti.

Empat puluh lima menit berlalu. Kyuhyun dan Little Cho tiba di Namsan Park. Namja itu segera memakai kostum badut keroro sebelum ia berjalan menuju sebuah taman yang menjadi lokasi perayaan ulang tahun Seohyun. Little Cho menatap Kyuhyun tak berkedip. Ia memperhatikan setiap detail kostum keroro yang dipakai oleh sang Appa. Setelah Kyuhyun selesai mengenakan kostum badut keroro, ia menggandeng Little Cho dengan erat dan berjalan menuju lokasi.

Kyuhyun dan Little Cho tampak bersembunyi dari balik sebuah pohon. Mereka mengamati lokasi yang telah dihias oleh para member Suju dan Snsd dan menyadari sebagian member tampak bersembunyi juga dari balik pohon. Tak berapa lama, Kyuhyun menangkap sesosok yeoja yang tengah berjalan sambil menatap bingung suasana di depan matanya. Yeoja itu adalah Seohyun yang terlihat mengerutkan kening dan sedikit bingung karena taman yang berada di hadapannya dipenuhi dengan lilin.

Lilin-lilin itu berbaris rapi membentuk sebuah kepala keroro yang sedang tersenyum. Kemudian di beberapa sudut taman juga terdapat balon-balon berwarna merah muda. Semua balon-balon itu tergantung rapi pada sebuah tali panjang yang membentang dan terikat dengan beberapa pohon. Tanpa ragu, Seohyun segera mendekat ke arah lingkaran lilin yang berbentuk wajah keroro.

Ia tersenyum kecil, kemudian iseng mengambil gambar tersebut dengan i-phonenya. Ia masih tidak tahu siapa yang menghias taman ini. Yang jelas, ia menyukai pemandangan di depannya. Bahkan ia hampir lupa dengan tujuan utamanya ke tempat ini. Tepat pada saat Seohyun memencet tombol potret di i-phonenya, Kyuhyun segera memberikan kode singkat pada para member Suju dan Snsd dari balik pohon. Sesaat itu juga, muncul beberapa kembang api secara bertubi-tubi ke langit angkasa.

Kembang api itu tampak meluncur dari balik pohon. Suara kembang api itu mampu membuat kaget Seohyun. Yeoja itu segera menatap langit angkasa yang kini dipenuhi berbagai percikan kembang api yang berwarna terang.

Begitu indah dan mempercantik langit malam Kota Seoul. Tak lama setelah itu, muncul semua member Suju dan Snsd secara kompak di belakang Seohyun. Mereka semua meniupkan terompet dan berteriak bersama.

Mendengar teriakan itu, Seohyun segera berbalik. Didapatinya semua member Suju dan Snsd tengah berkumpul bersama dan tersenyum gembira memandang Seohyun. Salah satu dari mereka tampak memegang kue ulang tahun berhiaskan cokelat berwarna pink dan putih. Beberapa yang lainnya tampak memegang minuman soda dan membiarkan soda itu keluar dari botol seperti pancuran air. Hal itu membuat Seohyun sedikit tak percaya. Matanya yang masih terlihat bengkak, kembali meneteskan airmata.

Ia tidak tahu jika hal ini akan terjadi. Belum sempat Seohyun mengucapkan kata-kata, tiba-tiba sebuah musik menggema di telinganya. Musik ballad itu mengalun merdu dan indah. Saat itu pula, muncul dari balik sebuah pohon satu sosok berpakaian badut keroro dan satu sosok mungil lagi berpakaian seperti pesulap.

Keduanya tampak berjalan beriringan. Sosok mungil yang berpakaian seperti pesulap tampak memainkan tongkat sulap yang digenggam oleh kedua tangannya. Kemudian begitu tongkat sulap itu dimainkan, sosok yang mengenakan kostum badut keroro segera melakukan beberapa atraksi mengagumkan. Ia tampak mendekat ke arah Seohyun dan tiba-tiba muncul sebuah bunga tulip putih dari tangannya. Lalu ia memberikan bunga tulip putih itu kepada Seohyun.

You don't want to embarrass the bride or make her feel uncomfortable especially if her mum or mum-in-law to be are attending. Looking for a more colourful and offbeat version of the game? We've come up with 50 more Mr and Mrs questions for you to choose from! By Karen Louise. Image credits Featured image by:. Featured image source:.



0コメント

  • 1000 / 1000